July 26, 2024

Jadi Trend, Ternyata Begini Dampak Pernikahan Beda Agama – Kecil kemungkinan pernikahan beda agama bisa berjalan harmonis. Sayangnya, akhir-akhir ini fenomena pernikahan antar agama justru menjadi trend. 

Tentu ada beberapa hal yang mendukung polemik tersebut. Mulai dari saling mencintai, faktor latar belakang keluarga, lingkungan sekitar tempat tinggal, kebebasan menentukan pasangan hidup, hingga sekedar mencari popularitas.

Padahal, pernikahan adalah ikatan yang sakral dengan tujuan membangun rumah tangga yang bahagia dan kekal sesuai Ketuhanan Yang Maha Esa. Tujuan lain menikah adalah melanjutkan keturunan.

Penting untuk selektif memilih pasangan agar mendapatkan keturunan yang baik pula. Hal ini erat kaitannya dengan pernikahan antar agama.

Jadi Trend, Ternyata Begini Dampak Pernikahan Beda Agama

Dampak Pernikahan Beda Agama

Jadi Trend, Ternyata Begini Dampak Pernikahan Beda Agama – Salah satu elemen kemajemukan masyarakat Indonesia adalah agama. Ada 6 agama yang mendapat mendapat pengakuan resmi dari negara.

Kondisi ini memungkinkan adanya pernikahan antar agama yang akhir-akhir ini banyak terjadi. Sebenarnya, setiap agama  tidak membenarkan pernikahan antar agama.

Sebagai informasi, Salatiga merupakan salah satu contoh kota yang mendukung pernikahan beda agama dan hal ini sudah berlangsung sejak lama. Masyarakat setempat tidak pernah sekalipun mempermasalahkan pernikahan berbeda keyakinan. Justru sebaliknya, hidup berdampingan dengan aman dan damai.

Tak heran apabila julukan “Kota Tertoleran se-Indonesia” melekat di kota yang tidak begitu luas ini. Adanya contoh langsung dalam keluarga mendorong pernikahan beda keyakinan tetap turun menurun. Masyarakat memiliki pendirian yang sangat teguh, sehingga tidak gampang untuk terprovokasi dari kemunculan isu-isu yang memecah belah umat.

Seperti penjelasan awal bahwa tujuan menikah adalah memperoleh keturunan. Menikah dengan pasangan yang seiman saja belum tentu menjamin bisa membentuk kepribadian yang baik bagi anak.

Besar kemungkinan lebih sulit mendidik dan membimbing anak dari hasil pernikahan berbeda keyakinan. Ada berbagai dampak negatif yang muncul dari pernikahan dengan pasangan yang beda agama.

Dampak Terhadap Kehidupan Rumah Tangga

Masing-masing agama memang mengajarkan kebaikan. Hal terpenting yang harus diluruskan adalah ajaran kebaikan tersebut berlaku untuk umatnya.

Nikah beda agama jelas menentang ajaran Tuhan dan ketentuan dari agama itu sendiri. Dampaknya tidak baik bagi yang menjalani.

Sama sekali tidak ada kenyamanan dan perasaan tenang. Baik suami maupun istri pasti berkeinginan mempertahankan keyakinan mereka, sehingga memicu perselisihan. 

Alhasil, rumah tangga sama sekali tidak harmonis. Ikatan pernikahan semacam ini hanya berpotensi hidup bersama dan tinggal satu atap, tetapi tanpa kenyamanan dan kebahagiaan.

Perasaan Khawatir Akan Agama yang Dianut Anak Kelak

Dalam keluarga, agama merupakan landasan penting dalam membina keyakinan dan menjalani proses kehidupan. Peran agama sangat penting dalam membentuk kepribadian anak. 

Kewajiban terhadap orang tua kepada anak-anaknya tidak hanya sebatas dari material saja. Pembinaan nilai-nilai agama berlaku hingga usia anak dewasa, sehingga mereka terhindar dari penyimpangan moral.

Sama-sama menganggap benar ajaran agama yang dianutnya memunculkan kekhawatiran, agama mana yang hendak anak pilih. Anggapan bahwa agama mereka benar dan baik, kemungkinan mengarah pada pemaksaan agama pada si anak.

Rasa Tak Nyaman Dalam Bersosialisasi

Di Salatiga, pernikahan beda agama sudah menjadi pemandangan biasa. Namun, tidak setiap daerah sependapat dengan fenomena tersebut.

Hal ini berdampak terhadap interaksi dan sosialisasi dengan lingkungan sekitar. Kehidupan pernikahan berbeda keyakinan kerap menjadi sasaran pandang masyarakat. Alhasil, kehidupan menjadi kurang nyaman dalam menjalankan aktivitas.

Rasa Saling Curiga

Beda keyakinan tentu beda ajaran agamanya. Hal ini seringkali memunculkan perasaan saling mencurigai.

Saat pasangan melakukan sesuatu hal yang baik dengan dalih ajaran agama, justru menimbulkan kecurigaan. Apakah benar melakukan hal tersebut berdasarkan ajaran agama atau ada maksud lain.

Saling mencurigai memicu hubungan pernikahan yang tidak sehat. Terlebih lagi jika pasangannya termasuk orang posesif atau over protective.

Mustahil pernikahan bisa bertahan langgeng dan tahan lama. Apabila memilih berpisah saat sudah memiliki anak, tentulah anak yang menjadi korban. Apalagi jika usia anak masih kecil.

Dampak Bagi Anak

Fenomena keluarga beda agama jelas akan berdampak pada anak. Biasanya, anak berpotensi memiliki kepribadian ganda.

Selain menyesuaikan dengan agama ayah, mereka juga harus pandai menyesuaikan dengan keyakinan ibu. Ada 3 kondisi yang akan mempengaruhi pemahaman anak terhadap agama kedua orang tuanya.

Pertama, jika agama kedua orang tua pondasinya tidak terlalu kuat, akan memunculkan persepsi lemah dalam diri anak. Karena bagi orang tua agama hanya sekedar formalitas, kemungkinan besar anak akan menjadikan agama sebagai pakaian saja. 

Keyakinan anak terhadap agama lebih dominan berasal dari lingkungan. Keyakinan ibu atau bapak kurang begitu mempengaruhi si anak.

Kedua, jika pondasi agama dari ayah atau ibu yang lebih kuat, besar kemungkinan anak akan mengikuti keyakinan tersebut. Biasanya, untuk menghindari konflik rumah tangga, ada pihak yang mengalah mengenalkan agamanya. 

Pernikahan beda agama dengan kondisi demikian kemungkinan akan memunculkan dua persepsi. Anak akan mengikuti keyakinan yang selalu diajarkan atau justru memilih mengikuti agama lain dari orang tua mereka.

Sikap mengalah dari salah satu orang tua yang tidak menonjolkan agamanya justru mendorong rasa simpati anak. Hal ini akan menciptakan Kondisi terakhir apabila kedua pihak sama-sama kuat mengajarkan agama mereka. Mungkin bisa membebaskan anak memilih agama sendiri. 

Namun, hal ini hanya terjadi dalam kasus kecil. Pasangan banyak berharap anak akan mengikuti agama mereka. Hal ini menyebabkan kebingungan dalam diri anak.

Penutup:

Masih mau nekat menjalani pernikahan beda agama? Mengingat dampak buruknya tidak main-main, pertimbangkan matang-matang sebelum mengambil keputusan akhir. Jadilah orang yang memiliki cita-cita menikah hanya sekali seumur hidup.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *